Teknik PERAWATAN
MESIN
4. 1 Pendahuluan
Perawatan di suatu
industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses
produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri
harus mempunyai/memiliki kualitas yang baik, harga yang pantas, di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses
produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan
handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses
produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan
terencana. Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa
dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Program perawatan sebagai
pendukung aktivitas produksi.
Perawatan merupakan suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi
yang dapat diterima. Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat
diterima” antara suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan
lainnya.
4.1.1 Tujuan khusus
Setelah menyelasaikan
bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. dapat memahami gunanya memperpanjang umur
penggunaan asset pada indistri.
2. memahami tentang perlunya ketersediaan
optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang
maksimum.
3. dapat
dimengerti perlunya jaminan kesiapan
operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat
setiap waktu.
4. memahami perlunya keselamatan bagi orang yang menggunakan peralatan industri tersebut dalam bentuk apapun.
4. 2 Jenis-jenis Perawatan dalam Industri
Dalam istilah perawatan
disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan
“perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah
kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai
tindakan memperbaiki kerusakan. Secara umum, ditinjau dari saat
pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara yaitu: perawatan
yang direncanakan (Planned
Maintenance) dan perawatan yang tidak
direncanakan (Unplanned maintenance). Secara skematik
pembagian perawatan bisa dilihat pada Gambar 4.2.
Perawatan preventif dalam perawatan mesin tetap
diharapkan dan harus berjalan dengan baik,yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif) sehingga produksi dapat berjalan. Ruang lingkup
pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
4. 2. 1 Perawatan korektif
Adalah pekerjaan
perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam
perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih
baik.
Gambar 4.2 Skema pembagian rencana perawatan pada industri
4. 2. 2 Perawatan berjalan
Pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau
peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada
peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. 2. 3 Perawatan prediktif
Perawatan prediktif ini
dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi
fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif
dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
Pekerjaan perawatan yang dilakukan setelah
terjadi kerusakan pada peralatan dan untuk memperbaikinya harus disiapkan
suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
4. 2. 4 Perawatan darurat (Emergency
Maintenance)
Merupakan pekerjaan
perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan
yang tidak terduga pada saat mesin atau pabrik sedang berjalan, biasanya untuk
perbaikan ini tidak perlu dihentikan operasi pabrik secara keseluruhan.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan
perawatan seperti:
a. Perawatan dengan cara
penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti
peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih
murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Dengan alasan lainnya adalah apabila perkembangan
teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau
banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
b. Penggantian yang
direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti
peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu
lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang
ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun
kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap
pakai, ada beberapa istilah yang umumdipakai dalam perawatan peralatan industri:
1. Availability, perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan.
2. Downtime, perioda waktu dimana fasilitas/peralatan
dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check, menguji dan membandingkan terhadap standar yang
ditunjuk.
4. Facility
Register, alat pencatat data fasilitas/peralatan,
istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management, organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah
disetujui bersama.
6. Maintenance
Schedule, suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan
dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance
planning, suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta
metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul, pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai
standar yang dapat diterima.
9. Test, membandingkan keadaan
suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User, pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner, pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor, seseorang atau perusahaan
yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi
14. Trip, mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik
15. Shut-in, sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down, Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
4. 3 Setrategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi
kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan
secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan
dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan
kondisi peralatan yang dikerjakan. Dalam menentukan strategi perawatan, banyak
ditemui kesulitan-kesulitan diantaranya:
- tenaga kerja
yang terampil,
- ahli teknik
yang berpengalaman,
- instrumentasi yang cukup mendukung, dan
- kerja sama
yang baik diantara bagian perawatan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:
- umur peralatan/mesin
produksi,
- tingkat
kapasitas pemakaian mesin,
- kesiapan suku
cadang,
- kemampuan
bagian perawatan untuk bekerja cepat, dan
- situasi
pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan
minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik
mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi: kapan aktivitas
produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan dan kapan pabrik tidak
beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah tercapai batas yang
ditentukan. Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri,
jenis dan tingkat produksi. Tabel 4. 1 memperlihatkan berbagai sistem
penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang
tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak
beroperasi.
Tabel 4.1 Sistem penggantian waktu kerja di industri
Dasar-dasar pokok yang perlu
diperhatikan untuk menunjang
dalam pembentukan sistem perawatan:
- jadwal
kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik,
- jadwal
kegiatan perawatan lengkap untuk masing-masing tugas yang harus dilakukan pada
tiap bagian,
- program yang
menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan,
- metode yang
menjamin program perawatan dapat berhasil, dan
- metode
pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan perawatan adalah:
a. Ruang lingkup pekerjaan, untuk
tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau
pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat
membantu dalam melakukan pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan, lokasi
pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang
mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi
kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dan lain sebagainya.
c. Prioritas pekerjaan, prioritas
pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan
yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi
mesin tersebut prioritas utama.
d. Metode yang digunakan, “membeli dan kemudian
memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun
banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun akan lebih baik
jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan
keahlian yang dipunyai.
e. Kebutuhan material, apabila ruang
lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti
dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu
tersedia.
f. Kebutuhan alat perkakas, sebaiknya alat yang khusus perlu
diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan digunakan. Kunci
momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan
kebutuhannya.
g. Kebutuhan keahlian, keahlian yang
dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
h. Kebutuhan tenaga kerja, jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk setiap
jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
4. 3. 1 Faktor penunjang pada sistem perawatan
industri
4. 3. 1. 1 Inventarisasi
Inventaris adalah suatu
daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian, termasuk gedung dan isinya.
Inventarisasi bertujuan untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas di
industri,yang dibuat harus mengandung informasi yang jelas dan
mudah dimengerti dengan cepat, sehingga dapat membantu kelancaran pekerjaan.
Dengan demikian pekerjaan perawatan akan lebih mudah. Contoh lembar inventaris
yang cukup lengkap ditunjukkan oleh Gambar 4. 3, yang diberi keterangan kolomnya
adalah sbb:
- Nomor identitas, penomoran atau kode identitas
yang tertulis pada tiap bagian harus mempunyai arti positif.
- Keterangan fasilitas, berisi keterangan
singkat mengenai informasi pokok dari peralatan, kalau memungkinkan pelat nama dari mesin dapat dicantumkan.
- Lokasi, menunjukkan departemen, seksi atau tempat
peralatan berada, misalnya bengkel perawatan, ruang pompa, ketel uap dsb.
- Kelompok, untuk mengelompokkan jenis peralatan menurut
bagiannya, termasuk bagian mesin atau listrik.
- Tingkat prioritas. Tingkat prioritas ditentukan dari No. 1
sampai 5, yang menunjukkan urutan order berdasarkan tingkat kepentingannya
dalam menunjang proses produksi.
Dalam pelaksanaan pengerjaan terhadap fasilitas
indistri harus dikerjakan berdasarkan prioritas peralatan yang sangat
berpengaruh terhadap produksi, contoh:
a. Prioritas no. 1, untuk peralatan-peralatan yang efisiensi
kerjanya sangat vital, bila terjadi kerusakan
dari salah satu bagian ini dapat dengan cepat mempengaruhi
atau menghentikan produksi.
b. Prioritas no. 2, kerusakan yang terjadi pada
salah satu bagian ini tidak cepat mengganggu proses produksi, tetapi lama
kelamaan dapat mengganggu.
c. Prioritas no. 3 dan 4, sama dengan prioritas no.
2 dalam kepentingan ordernya.
d. Prioritas no. 5, pabrik tidak mengalami kemacetan
produksi dan tidak menimbulkan bahaya apapun karena pemakaian alat ini tidak
menunjang langsung proses produksi.
4. 3 .2 Identifikasi fasilitas industri
4. 3. 2. 1 Simbol identitas
Dalam pemberian identitas, perlu diperhatikan supaya
jangan terjadi penandaan yang mempunyai arti sama pada peralatan yang berbeda.
Tiap bagian harus diidentifikasikan dengan suatu simbol yang mengandung arti
jelas menurut instruksi, catatan, kartu pekerjaan, spesifikasi, laporan dan
lain-lainnya. Catatan yang harus dibuat harus dapat menunjang dalam perencanaan
perawatan. Semua hal-hal yang penting harus diperhatikan dalam memberi
identitas agar:
1. tidak terjadi kesalahan dalam pemberian identitas pada
bagian yang dimaksud,
2. pemberian identitas pada masing-masing bagian
mempunyai arti yang ada kaitannya dengan dokumen,
3. melokasikan tanda-tanda yang dimaksud pada
bagian-bagian yang mudah terlihat,
4. identifikasi menunjukkan departemen, seksi, kelompok
atau jenis dari bagian-bagian yang dimaksud.
Cara pemberian identitas fasilitas industri
dapat diberikan dengan kode warna, bentuk, pola, nama, huruf, angka atau
gabungan dari semuanya, sebagai contoh diberikan pemberian kode identitas
pada setiap departemen dibawah ini.
- Pengecoran logam
(Foundry) : F
- Ruang penyimpanan alat (Toolroom) : T
- Bengkel mesin (Machine shop) : M
- Ruang ketel (Boiler Room) : B
Identitas dengan
kode M 42 artinya:
M : Departemen bengkel mesin
42 : Nomor bagian di dalam
departemen
M 42 : Menunjukkan nomor
bagian 42 di dalam bengkel mesin.
Pemakaian metode
identifikasi di atas ada kelemahannya, karena kode identitas tersebut
hanya dapat menunjukkan informasi yang terbatas, dan huruf abjad sulit
disesuaikan dengan sistem mekanisasi. Suatu pendekatan dasar dalam pembuatan
identitas menurut angka dapat diterapkan pada mesin-mesin perkakas di
industri besar yang terdiri dari beberapa departemen, sebagai contoh:
- dua angka pertama menunjukkan lokasi mesin,
misalnya : departemen,
- dua angka berikutnya menunjukkan jenis
mesin, misalnya : mesin bubut, mesin frais dsb,
- dua angka terakhir menunjukkan nomor mesin
dalam kelompok jenisnya, misalnya: mesin bubut no. 1, mesin bubut no. 2 , dsb.
Sebagai contoh
masing-masing kelompok angka diindek seperti berikut:
Indek lokasi : Indek jenis mesin:
01 Bengkel Mesin 01 Mesin Bubut
02 Bengkel Las 02 Mesin Frais Universal
03 Bengkel Pengepasan 03 Mesin Sekrap
04 Bengkel Pola 04 Mesin Perata
05 Bengkel Pengecoran
Logam 05 Mesin Gerinda Datar
06 Bengkel Press 06 Mesin Gerinda
Silinder
07 Ruang Ketel 07 Mesin Bor, dst
08 Ruang Kompressor
09 Bengkel Perawatan
4. 3. 2. 2 Penandaan fasilitas
Bila suatu bagian dari
fasilitas perlu diberi kode identifikasi, maka penandaannya tersebut harus
jelas dan metode pembuatan tanda-tanda harus berdasarkan standar yang berlaku
dalam lingkungan pabrik.
4. 3. 2. 3 Daftar fasilitas
Daftar fasilitas adalah
suatu catatan mengenai data-data teknik dari suatu peralatan, daftar ini bisa dipakai sebagai referensi untuk:
- menetapkan spesifikasi yang asli, kinerja semula,
- menetapkan batas yang direkomendasikan, pengepasan,
toleransi,
- membantu dalam pelayanan suku cadang dan cara
pemasangannya yang benar,
- meyediakan informasi yang diperlukan untuk rencana
pemindahan, relokasi,
- sistem pondasi yang aman dan lay-out pabrik.
Keterangan pada pelat
nama dan informasi dari pabrik pembuatnya dapat dijadikan dasar untuk
melengkapi informasi yang dibutuhkan, Gambar 4. 3 menunjukkan contoh informasi yang didapat dari
data suatu motor listrik.
Gambar
4.3 Catatan informasi untuk motor listrik
4. 3. 2. 4
Daftar rencana perawatan
Daftar rencana perawatan
adalah suatu rencana pekerjaan perawatan yang akan dilakukan berdasarkan banyaknya kejadian. Untuk melakukan perawatan
pada tiap peralatan, perlu adanya daftar rencana perawatan yang disusun menurut
pekerjaan yang dibutuhkan, seperti: inspeksi, pelumasan, penyetelan,
penggantian komponen, overhaul dsb. Frekuensi perawatan ini perlu
dipertimbangkan menurut efisiensi peralatan dalam fungsinya. Gambar 4. 4 adalah
contoh dari suatu daftar rencana perawatan yang merupakan
petunjuk dalam melakukan inspeksi pada motor induksi. Daftar rencana perawatan
merupakan petunjuk pekerjaan meskipun tidak mutlak, tetapi setidak-tidaknya
dapat memberikan informasi awal untuk melakukan perawatan.
Gambar 4.
4 Daftar rencana perawatan pada motor induksi
4. 3. 2. 5 Spesifikasi pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan
adalah suatu keterangan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk
melakukan perawatan secara efektif, perlu ditentukan adanya keterangan
pekerjaan yang harus dilengkapi menurut kepentingannya. Pekerjaan-pekerjaan
penting yang menunjang efektifitas perawatan perlu ditentukan menurut
spesifikasi pekerjaan yang jelas untuk petunjuk pelaksanaan perawatan. Tabel 4.2
menunjukkan contoh spesifikasi pekerjaan dalam daftar rencana perawatan untuk
mesin diesel penggerak generator listrik. Dengan adanya spesifikasi pekerjaan, maka penyelesaian tugas
perawatan akan lebih mudah, terarah dan sesuai yang ditentukan. Setiap tugas
yang dicatat dalam daftar rencana perawatan dapat dikelompokkan secara khusus
menurut jenis pekerjaannya, seperti contoh pada Tabel 4. 2, dikelompokkan atas: Servis A Harian, dan Servis B Mingguan.
Tabel 4. 2 Spesifikasi pekerjaan dalam
daftar rencana perawatan untuk mesin diesel penggerak
generator listrik
Program perawatan adalah suatu
daftar lokasi setiap pekerjaan perawatan diikuti dengan penentuan waktu
pelaksanaannya masing-masing. Program perawatan merupakan susunan daftar kegiatan
perawatan untuk setiap peralatan yang tercatat, tujuan pembuatan program perawatan
adalah:
1. untuk menerapkan pekerjaan yang
direncanakan harus
- meratakan
beban kerja perawatan yang terjadi dalam setahun,
- menjamin agar
tidak terjadi kelalaian pekerjaan perawatan pada suatu peralatan,
- menjamin
bahwa frekuensi perawatan yang dilakukan berdasarkan kebutuhannya masing-masing,
- mengkoordinasikan
pekerjaan perawatan untuk peralatan yang saling berhubungan,
- mengkoordinasikan pekerjaan perawatan
dengan kebutuhan produksi.
2. mengajukan semua kebutuhan
untuk pekerjaan perawatan, mengadakan program yang dijalankan untuk waktu
sekarang dan berikutnya (dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Membantu usaha
dalam perencanaan suku cadang, tenaga kerja yang dibutuhkan dan pengontrolan
anggarannya,
3. untuk
meningkatkan pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan (dalam jangka pendek),
- merumuskan rencana kerja mingguan
(dalam waktu dekat),
- memberikan peluang waktu untuk
kegiatan produksi,
- menyediakan waktu untuk pengawasan
pekerjaan, suku cadang, sub kontraktor, dan lain-lain.
4. 3. 3 Peningkatan jadwa kerja perawatan
4. 3. 3.
1 Program efisiensi perawatan
Langkah-langkah
yang dapat direalisasikan untuk kelayakan efisiensi perawatan adalah sebagai berikut:
a. pengukuran
waktu yang diperlukan untuk banyaknya pekerjaan,
b. perencanaan
dan penjadwalan: menentukan jenis pekerjaan dan siapa yang melaksanakan
(berdasarkan keterampilannya),
c. penerapan
pelatihan (training), metode, syarat untuk keterampilan, peralatan,
pengetahuan, lingkungan, dan kelayakan kondisi pekerjaan.
Langkah-langkah di atas saling
berhubungan, dan setiap program mempunyai kekhususan dalam bidangnya tanpa
mengabaikan kepentingan yang lain untuk mencapai tujuan perawatan. Pengembangan
waktu standar yang benar-benar akurat biasanya terlalu sulit bahkan hampir tidak
mungkin, ini pernyataan yang keliru. Suatu metode penjadwalan yang telah
dikembangkan dapat diterapkan untuk menentukan standar waktu perawatan guna
menghasilkan produk yang relatif lebih cepat dan lebih mudah.
Selama masih dalam penelitian,
konsepsi dari waktu rata-rata untuk penyelesaian suatu pekerjaan dalam rentang
waktu tertentu dapat diterima. Faktor penentu harus berdasarkan pada contoh
yang cukup mewakili dari banyaknya waktu rata-rata yang terpakai. Kalau hal ini
dilakukan, maka peningkatan dari data tersebut dapat menunjukkan ketelitian
yang tinggi.
Dengan adanya penunjuk waktu, adalah
suatu kebutuhan pokok yang diharapkan menjadi pedoman dan sebagai jaminan dalam
penyelesaian pekerjaan. Dalam prakteknya, bisa dinyatakan sebagai bagian
(persentase) dan merupakan ukuran pekerjaan yang dilaksanakan pada waktu yang
telah dijadwalkan. Misalkan, suatu pekerjaan yang dilaksanakan dalam enam hari
seminggu dengan sistem jadwal kerja tiga shift dapat mencapai 80%, sedangkan
jika dilaksanakan dengan sistem satu shift dapat mencapai 95% dari pekerjaan
yang dilaksanakan.
Perawatan preventif, merupakan suatu
metode yang efisien dalam penjadwalan pekerjaannya. Pemantapan program
perawatan preventif dapat mengurangi permasalahan dalam penjadwalan, karena
lebih mudahnya pekerjaan perawatan yang dapai diselesaikan.
Perawatan korektif, merupakan suatu
fungsi dalam desain teknik yang menyelidiki tentang bagaimana jalan keluarnya
untuk meningkatkan sistem yang dapat diandalkan dengan menyisihkan hubungannya
yang lemah, dan mengupayakan bagaimana caranya memperpanjang umur pakai suatu
alat. Aktivitas ini adalah cara yang sangat membantu dalam mengurangi beban
kerja, terutama pada bagian-bagian yang sering membutuhkan perbaikan.
Latihan, metode, lingkungan, adalah
faktor-faktor pokok untuk meningkatkan kualitas perawatan dengan biaya yang
ekonomis. Untuk mencapai kualitas perawatan melalui langkah-langkah yang baik
tidak akan terwujud tanpa adanya keterampilan, peralatan, lingkungan yang
mendukung, perlengkapan yang memadai dan sistem pengawasannya.
Program latihan yang ditujukan baik
bagi pengawas maupun para operator perlu dilaksanakan untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan, dalam pelaksanaan program kerja ada
faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan kerja seperti:
1. menunggu order yang terlalu lama,
2. mengunjungi suatu tempat untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan,
3. mengadakan perjalanan yang tidak
perlu,
4. banyaknya perjalanan untuk mengambil
dan mengembalikan alat,
5. terlalu banyaknya pekerja yang turut
campur tangan pada pekerjaan yang sebenarnya dapat lebih mudah ditangani
oleh sedikit pekerja,
6. menunggu selesainya pekerjaan dari
jenis keterampilan lain,
7. mencari tempat kerja,
8. mencoba untuk memperbaiki
informasi yang tidak jelas,
9. hilangnya waktu karena pembatalan
order,
10. tidak tersedianya material yang
dibutuhkan.
4. 3 . 3. 2 Metode praktis dalam membuat jadwal perawatan
Sistem penjadwalan yang baik akan menunjang
kelancaran dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Karena itu jadwal harus dibuat
oleh orang yang cermat dalam mempertimbangkan segala sesuatunya yang berkaitan,
karena tugasnya adalah menyiapkan susunan pekerjaan, menetapkan waktu dan saat
penyelesaian, membuat rencana kerja dan sebagainya. Dalam hal ini, perlu
disusun semua pekerjaan yang akan dilakukan, kecuali pekerjaan yang terjadi
mendadak. Dengan demikian, secara umum tidak ada pekerjaan yang dilakukan tanpa
dibuat rencananya terlebih dahulu. Perencana yang dibuat adalah mengenai
informasi seperti nomor order pekerjaan, pemberian kode, nomor mesin, lokasi,
waktu pelaksanaan dan semua kontrol yang menunjukkan waktu. Untuk perbaikan yang dilakukan mendadak, foreman harus
dapat menentukan dengan cepat tentang apa yang perlu dikerjakan dan dapat
dilakukan selama mesin mengalami kemacetan. Material yang dibutuhkan untuk
pekerjaan tersebut sedapat mungkin disiapkan pada lokasi yang terpisah dari
tempat kerja, tetapi memungkinkan persediaannya secara cepat.
Sebagai sarana penunjang dalam
pekerjaan perawatan perlu juga disediakan chart (bagan)
sebagai peta perencanaan aktivitas yang biasa digunakan untuk jangka
panjang. Chart yang dipakai ini dapat dipasang pada papan
jadwal. Daftar pada papan jadwal secara visual harus mudah diperiksa untuk
menyediakan tenaga kerjanya. Hal ini juga untuk memberitahukan kepada perencana
proyek atau pengawas sehingga dapat memeriksa semua pekerjaan dengan cepat.
4. 3. 3. 3 Chart gantt
Banyak jenis chart yang
digunakan di industri, semuanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan dari
berbagai fungsi. Chart adalah termasuk suatu alat bantu peraga
yang dapat memberikan informasi melalui proses komunikasi. Chart gantt merupakan suatu
peta perencanaan program kerja dalam bentuk grafik blok yang pada mulanya
diperkenalkan oleh seorang sarjana Amerika, Henry L. Gantt (1861-1919). Chart ini
dibuat dengan bentuk basis empat persegi panjang, semua aktivitas pekerjaan
yang dirancang diurutkan ke bawah secara terpisah di sebelah kiri garis
vertikal. Sedangkan untuk penunjukan waktunya diurutkan memanjang dari kiri ke
kanan secara horisontal. Unit waktu menunjukkan lamanya program kerja yang
direncanakan, dan pada prakteknya biasa ditentukan berdasarkan waktu harian
atau mingguan. Tabel 4. 3 ilustrasi dari penggunaan chart gantt untuk
penjadwalan pekerjaan overhaul pabrik, disusun sesuai dengan aktivitas. Semua aktivitas dari program kerja yang telah
disusun pada Tabel 4. 3 sehingga dapat diperoleh
informasi seperti tertera pada Tabel 4. 4.
Chart dapat
berguna untuk memberi keterangan, namun dalam pemakaiannya tidak selalu mampu
menanggulangi segala persoalan yang timbul. Dalam chart ini
tidak ditunjukkan secara jelas adanya faktor yang saling ketergantungan dari
berbagai aktivitas yang satu dengan lainnya. Untuk membantu mengatasi
keterbatasan tersebut, dapat memungkinkan diterapkan sistem berangkai guna
menghubungkan berbagai aktivitas yang saling berkaitan.
Tabel 4.
3 Penjadwalan overhaul pabrik
tabel 4, 4 Data kemajuan
pelaksanaan tugas yang dilakukan
Pemakaian cara yang
lebih baik ditunjukkan oleh Tabel 4. 5. Pada tabel tersebut memberi informasi, banyaknya aktivitas,
lamanya waktu, saat mulai dan selesainya sama seperti yang diberikanTabel 4. 3 dan 4. 4, dalam Tabel 4. 5 menggunakan sistem perangkai yang diterapkan
pada chart. Dengan adanya tambahan informasi tersebut, kini dapat lebih nyata
dalam aplikasinya.
- Aktivitas A harus selesai sebelum
aktivitas B dimulai.
- Aktivitas B harus selesai sebelum
aktivitas C dimulai.
- Aktivitas D harus selesai sebelum
aktivitas C dimulai.
- Aktivitas E harus selesai pada waktu
aktivitas C selesai 2/5 bagian.
- Aktivitas F harus selesai sebelum
aktivitas E dimulai, tetapi dalam keadaan ini terpisah satu minggu antara
selesainya aktivitas F dan mulainya aktivitas E. Dalam hal ini penyelesaian
untuk aktivitas F tidak sekritis seperti pada penyelesaian aktivitas A, B, D
dan E.
- Aktivitas F dan G harus dimulai
secara bersamaan.
Penyelesaian aktivitas G tidak
ditentukan selama waktunya tidak melebihi masa penyelesaian proyek, yaitu pada
akhir minggu ke-15. Aktivitas A, B dan C masing-masing berjalan secara
langsung dan berurutan membentuk suatu rangkaian aktivitas yang
berkesinambungan dari saat mulai sampai selesainya tugas proyek. Jadi jadwal
yang ketat secara penuh harus diikuti oleh ketiga aktivitas yang sangat
dipentingkan, sehingga tidak terjadi pemisahan waktu. Hal ini dilakukan untuk
mencegah timbulnya perpanjangan waktu dalam penyelesaian proyek yang telah
ditentukan. Dalam jaringan kerja ini, A, B dan C dikategorikan sebagai
aktivitas yang kritis, oleh karenanya perlu dibuat jadwal kritisnya. Sedangkan
pengaturan jadwal untuk aktivitas D, E, F dan G dapat dibuat lebih leluasa
selama masih dalam batas waktu luangnya.
Walaupun contoh 1 dan contoh 2
mempunyai kesamaan aktivitas dan alokasi waktu penyelesaian, namun dengan
adanya perangkaian pada chart (contoh 2) dapat lebih meningkatkan kemampuan
dalam perencanaan atau pengontrolan proyek. Pelaksanaan
perencanaan perawatan harus berdasarkan sumber daya, misalkan suatu proses
terdiri dari lima unit utama yang saling berhubungan, harus dihentikan untuk
dilakukan perawatan, perbaikan dan modifikasi. Personil yang melakukan
pekerjaan ini ditugaskan dari pusat bagian perawatan, setiap personil hanya
dapat melakukan tugas menurut keahliannya masing-masing. Personil yang terlibat
dalam pekerjaan ini adalah: pekerja mekanik, pekerja listrik, pekerja
instrumen, pekerja
las, pekerja
insulator panas,operator pembersihan kimia. Perkiraan alokasi waktu kerja (dalam
hari) dari masing-masing elemen pekerjaan pada tiap unit, dapat dilihat
dalam Tabel 4. 6
Dalam penyelesaian
pekerjaan, pada tiap akhir periode ditambah satu hari untuk pemeriksaan semua
unit secara serentak. Hal ini dilakukan untuk menjamin penyusunan urutan
pekerjaan pada tiap unit dapat saling menunjang dan setiap tugas (elemen
pekerjaan), sekali dimulai dapat berlangsung terus tanpa terjadi pemisahan,
sehingga akan menghasilkan waktu yang optimum untuk penyelesaian pekerjaan
(overhaul) termasuk dengan melakukan pemeriksaannya, program kerja dapat
diterapkan pada tiap unit, program kerja untuk tiap unit melibatkan seluruh
pekerja yang bersangkutan.
Tabel 4. 6 Perkiraan waktu kerja personil
Prinsip dan prosedur
yang sama dapat pula diterapkan untuk sumber-sumber lainnya, misal dalam
pengalokasian peralatan pabrik seperti : kompresor, pesawat angkat, generator
dan lain-lain yang biasa digunakan pada setiap tempat. Prosedur dalam
mengalokasikan seluruh pekerjaan perawatan ini adalah sebagai berikut:
a. mengkalkulasi waktu kerja total yang dibutuhkan untuk
overhaul pada tiap unit dengan cara menjumlahkan waktu dari masing-masing
elemen pekerjaannya.
- Unit A : 2 + 2 + 4 + 3 +
2 = 13 hari kerja
- Unit B : 2 + 6 + 4 + 4 =
16 hari kerja
- Unit C : 2 + 4 + 5 + 3 =
14 hari kerja
- Unit D : 3 + 3 + 3 + 2 =
11 hari kerja
- Unit E : 1 + 1 + 3 = 5 hari kerja
b. mengkalkulasikan alokasi pekerjaan untuk
tiap jenis keahlian.
- pekerjaan mekanik 15 hari
kerja
- pekerjaan listrik 12 hari
kerja
- pekerjaan instrumentasi 13 hari kerja
- pekerjaan las 9 hari kerja
- pekerjaan insulator panas 8 hari kerja
- pembersihan kimia 2 hari kerja
c. mempertimbangkan kedua hal tersebut
di atas untuk menentukan berapa lama waktu yang akan dibutuhkan,
dalam perencanaan ini, waktu overhaul yang dibutuhkan pada unit B
adalah 16 hari kerja. Jumlah waktu kerja dari unit B ini adalah yang terbanyak,
oleh karenanya diambil sebagai dasar dalam menentukan banyaknya waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. Seluruh pekerjaan yang telah
diselesaikan perlu dilakukan pemeriksaan untuk menjamin kesiapannya, dan untuk
ini diperlukan waktu 1 hari. Dengan demikian waktu minimum mutlak yang
dibutuhkan untuk penyelesaian seluruh program perawatan tersebut tidak boleh
kurang dari 16 hari + 1 hari (untuk pemeriksaan), jadi = 17 hari.
d. merencanakan setiap unit pekerjaan
pada blok chart dengan skala yang tepat dan menganalisis urutan
pekerjaan yang akan dilakukan.
e. menyusun program kerja, sebagai
langkah awal dapat direncanakan bahwa waktu minimum yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan adalah 17 hari. Sebenarnya cara ini
dilakukan untuk semua elemen pekerjaan pada unit B yang kritis, dan semua
elemen pekerjaan yang termasuk dalam unit A, C, D dan E harus disesuaikan
susunannya terhadap unit B. Kalau pekerjaan tersebut tidak mungkin
diselesaikan dalam waktu 17 hari, maka jangka waktunya harus ditambah sehingga
mencapai optimum. Gambar 4.5 adalah ilustrasi suatu program kerja
yang lebih memadai dengan jumlah waktu totalnya: 18 hari + 1 hari untuk
pemeriksaan = 19 hari. Suatu cara pendekatan dalam penyusunan program dapat
dilakukan dengan mengatur beberapa elemen pekerjaan sedemikian rupa tanpa
merubah jumlah waktu yang telah ditentukan pada program dasar.
f. Dengan informasi yang
dikutip dari program kerja, maka jadwal waktu untuk setiap jenis pekerjaan dapat
ditentukan susunannya.
4. 3. 4 Penerapan jadwal kritis
Jadwal kritis adalah
suatu metode perencanaan kerja yang dapat digunakan dalam mengevaluasi dan menyelesaikan
proyek perawatan. Jadwal kristis dibuat dengan sistem yang menggunakan diagram
hubungan timbal-balik dari berbagai aktivitas yang dapat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan. Dengan jadwal kritis ini dapat diketahui mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang dinilai lebih penting, dan pekerjaan mana yang harus
mendapat perhatian khusus. Disamping itu, dengan menerapkan sistem jadwal
kritis dapat ditentukan urutan kejadian yang terkontrol setiap waktu.
Istilah-istilah berikut digunakan dalam menggambar jadwal kritis.
1. Kejadian: adalah titik dimana operasi di mulai
atau selesai dan digambarkan dengan lingkaran kecil.
2. Aktivitas: menggambarkan kerja
aktual yang diselesaikan dan digambarkan dengan sebuah garis yang menunjukkan
waktu/tenaga kerja atau jam-mesin yang dibutuhkan untuk operasi. Panah pada
garis menunjukkan urutan.
3. Waktu total - t: Lamanya siklus di mana pekerjaan
diselesaikan.
4. Waktu aktivitas-: lamanya setiap
aktivitas atau operasi.
5. Mulai paling awal (earliest
start): tes : waktu minimum dari
awal siklus, sebelum operasi tertentu bisa dimulai (karena saling
ketergantungan dari operasi).
6. Selesai
paling akhir (latest finish) : tlf : adalah waktu dari awal
sampai operasi tertentu mesti diselesaikan agar pekerjaan selesai sesuai
target.
7. Mulai paling akhir (latest start) dari operasi tertentu = tlf - t
8. Selesai paling cepat (earliest finish)
dari operasi tertentu = tes + t
9. Kelonggaran waktu bebas (free float) dari kejadian tertentu = tlf - tes
10. Jalur kritis :
adalah garis aktivitas di keseluruhan kejadian, dimana tes = tlf. Penyimpangan pada jalur kritis dapat mempengaruhi
penyelesaian pekerjaan dan keuntungan metode jalur kritis adalah:
1. memangkas kelebihan tenaga kerja dan
meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja, dengan memanfaatkan waktu
bebas.
2. pengendalian pekerjaan
ditingkatkan, karena perencana bisa mencatat progres (kemajuan pekerjaan)
dengan memberi warna pada diagram pada setiap langkah, dan menggunakan prosedur
yang telah diperbaiki untuk keadaan yang tak terlihat dan leher botol.
3. komunikasi lebih baik, karena diagram
memberikan gambaran yang jelas dari pekerjaan.
4. data yang dikumpulkan pada pekerjaan
yang berulang di masa lampau tersedia untuk dipelajari dan untuk peningkatan di
masa yang akan datang.
5. Skedul alternatif (atau siklus) bisa
dievaluasi untuk menentukan skedul yang optimum.
4. 3. 5 Catatan historis peralatan
Data yang dikumpulkan
pada unit-unit peralatan sangat diperlukan oleh departemen perawatan. Selembar
kartu disiapkan untuk memilih unit-unit, pekerjaan dan biaya material yang
dihimpun. Kartu catatan ini menunjukkan pekerjaan inspeksi yang dilakukan
setiap bulan. Pekerjaan pada unit-unit perlu dicatat, tanggal pengerjaan,
rencana pekerjaan yang mencakup daftar komponen yang akan diganti, dan suatu
pengamatan yang dapat menunjukkan suatu nilai.
4. 3. 6 Laporan kerusakan
Bagian perawatan perlu
memperhatikan mengenai adanya laporan kerusakan, dan perlu mengadakan
penelitian untuk mengambil tindakan korektif yang dapat menjamin agar tidak
terjadi kerusakan lagi. Bila kerusakan banyak atau sering terjadi, dapat
menimbulkan kemacetan dan menganggu kegiatan produksi. Gambar 4. 6, menunjukkan contoh laporan kerusakan yang dibuat
pada lembar pekerjaan. Pelaksanaan perbaikan harus segera dilaksanakan
dengan ketentuan:
1. Kepala bagian perawatan atau pengawas
dihubungi, dan dijelaskan mengenai adanya kerusakan yang terjadi mendadak
itu.
2. Membuat lembaran
pekerjaan (job sheet) rangkap empat, sementara perbaikan segera dilakukan.
3. Pengawas menerima
salinan lembar pekerjaan no. 1, 2 dan 3. 4. Sebagai kelengkapannya, salinan
pekerjaan no. 4 diserahkan kepada Kepala Bagian Teknik dan Perawatan untuk
segera dilakukan perbaikan secepat mungkin.
4. Laporan kerusakan ini
ditinjau kembali oleh Departemen Teknik dan Perawatan, dimana perhatian khusus
perlu diberikan pada 'perawatan korektif' berdasarkan pengusulan pertama.
Setelah hasil pekerjaan perbaikan dicek, 'OK' atau 'tidak memuaskan', maka
tindakan berikutnya perlu dilakukan pada perawatan korektif yang dibutuhkan.
5. Setelah ditinjau kembali oleh bagian pencatatan perawatan preventif,
laporan tersebut diarsip untuk digunakan dalam penyusunan laporan bulanan
Gambar 4. 6 Kartu laporan
kerusakan
Setiap kerusakan harus dilakukan analisis kerusakan, analisis ini disiapkan secara bulanan oleh
bagian pencatatan perawatan preventif. Laporan kerusakan adalah sebagai sumber
yang mendasari dalam mempersiapkan laporan ini. Salinan laporan masing-masing
diserahkan kepada manajer pabrik, manajer departemen produksi, manajer teknik
dan perawatan, dan satu salinan diberikan kepada Seksi Teknik Perawatan sebagai
laporan bulanan inspeksi perawatan preventif. Distribusi laporan ini dilakukan
sepuluh hari sebelum bulan berikutnya.
4. 4 Perawatan Pompa dan Kompressor
4. 4. 1 Perawatan pompa
Sistem pemeliharan pompa ada yang disebut dengan
sistem proteksi pompa, agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat
prosedur proteksi standar yang diterapkan pada pompa beberapa jenis pompa,
terutama untuk jenis pompa sentrifugal ada beberapa standar minimum yang harus
dipenuhi:
1. Proteksi terhadap aliran
balik, Aliran keluaran pompa dilengkapi
dengan check valveyang membuat aliran hanya bisa berjalan satu
arah, searah dengan arah aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload, beberapa alat seperti pressure switch
low, flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa
untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi, vibrasi yang berlebihan akan menggangu
kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk
menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration
monitor.
4. Proteksi terhadap minimum
flow, peralatan
seperti pressure switch high (PSH), flow switch low (FSL),
dan return line yang dilengkapi dengan kontrol valve dipasang pada sistem pompa
untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low
NPSH available, apabila
pompa tidak memiliki NPSHa yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan
mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang
ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low
6. (FSL) dan pressure
switch low (PSL).
Selain dari
sistem proteksi yang tersebut di atas, pompa juga
harus diktahui kurva performansi yang bermanfaat untuk
menggambarkan beberapa parameter unjuk kerja dari pompa yang antara lain:
- besarnya head terhadap flow
rate,
- besarnya efisiensi terhadap flow rate,
- besarnya daya yang dibutuhkan terhadap flow
rate,
- besarnya NPSHr terhadap flow rate,
- besarnya minimum stable continuous flow.
Beberapa terminologi dan istilah khusus yang sering
berkaitan dengan pompa, ialah:
1. TDH = Total dynamic head, yaitu besarnya
head pompa, merupakan selisih antara head discharge dengan head suction,
terkadang disebut head atau total head.
2. BEP = best efficiency point, yaitu kondisi
operasi dimana pompa bekerja paling optimum.
3. NPSHr = Net positive suction head required,
yaitu nilai head absolut dari inlet pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi
kavitasi.
4. NPSHa = Net positive suction head
available, yaitu nilai head absolut yang tersedia
pada inlet pompa.
5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung
udara) di dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah
pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing, Agar tidak
terjadi kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr.
6. Minimum flow, yaitu flow rate yang
terkecil yang dibutuhkan agar pompa beroperasi dengan baik, Apabila laju alir
lebih rendah dari minimum flow, pompa dapat mengalami kerusakan.
7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai (input) dengan
energi output pompa.
8. BHP = brake horsepower, yaitu power
(daya) yang dibutuhkan oleh pompa untuk bisa bekerja sesuai dengan kurvanya;
memiliki satuan hp.
4. 4. 2 Perawatan kompressor
Kompresor adalah alat yang dapat mengkompresi udara
sekitar menjadi udara bertekanan, sehingga dapat digunakan untuk
memberikan gaya pada
peralatan yang membutuhkannya. Secara umum ada dua tipe kompresor,
yaitu: Dynamic compressor & Displacement compressor.
Kompresor yang masih aktif tersebut merupakan
kompresor oil free yang tidak membutuhkan oli untuk
melumasi screw di dalam mesinnya, sehingga diharapkan udara
bertekanan yang dihasilkan tidak mengandung fluida, oli misalnya. Oli yang
diperlukan kompresor hanya digunakan untuk melumasi bearing screw
dan sebagai pendingin screw, bagian-bagian utama dari kompresor adalah :
- motor,
- element (low & high pressure),
- Inter & After Cooler, dan
- Air dan Oil Filter
Untuk pendinginannya, ZR 200
& 250 menggunakan air, ZT 200 & 275 menggunakan udara. Peralatan
tambahan yang digunakan untuk memperbaiki kualitas udara yang dihasilkan
kompresor adalah air dryer, dimana fungsi
dryer itu sendiri adalah untuk mengeringkan
udara yang dihasilkan oleh kompresor, agar uap air yang ada diharapkan tidak
terbawa ke peralatan yang disuplai. Tipe dari dryer itu adalah
MD 600 W untuk keempat kompresor, tetapi untuk ZT 275 ada
tambahan dryer yaitu FDT 500 VSD
yang
menggunakan freon sebagai media pendinginnya, bagian-bagian
utama dari dryer adalah :
- Rotor drum,
- Motor penggerak,
- Kompresor, Exhaust (ZT 275)
- Freon (ZT 275).
4. 4. 2. 1
Metode inspeksi, cleaning dan servis
Metode inspeksi, cleaning dan service yang
dilakukan dibuat dari manual book serta dari kegiatan yang selama
ini dilakukan, metode tersebut terdiri dari:
- Inspeksi Test Record Compressor, asar
dari inspeksi ini diambil dari inspeksi yang telah berjalan, tetapiintervalnya
dikurangi, dari tiap jam menjadi 2 jam sekali, dan isi dariinspeksi itu dapat
dilihat dari display panel.
- inspeksi harian (daily) untuk kompresor
dan dryer, inspeksi harian berisi data kondisi kompresor
sebelum, sedang dan setelah beroperasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
kondisi terkini dari visual. Pemeriksaan dilakukan setiap hari pada kolom
kondisi , lingkari sesuai keadaan sesungguhnya, kemudian pada kolom By,
isi dengan petugas piket, isi juga tanggal dan jam saat melakukan pengecekan
pada kolom disampingnya dan terakhir beri keterangan bila ditemukan kelainan.
Pengecekan yang harus dilakukan pada kompressor:
1. cek level oli pada gelas
ukur, pastikan oli berada di atas minimum (MIN),
2. periksa tampilan layar, pada panel display, cek apakah
semua tulisan dapat terbaca
dengan jelas,
3. untuk poin ini, cukup dilihat
dari drain,
4. dilakukan khusus untuk
kompresor no.11 dan 12, dan
5. di isi kapan waktu kompresor ON dan OFF setiap
harinya.
Pengecekan yang dilakukan pada air dryer:
1. Cek Electronic Water Drain (EWD)
pengecekan dilakukan pada saat kompresor ON, untuk memastikannya
lihat secara visual kondensat yang keluar dariwater drain.
2. Drain
kondensat setelah kompresor OFF, buka semua kran udara
yang ada, agar di dalam kompresor maupun dryer tidak
ada lagi udara bertekanan.
- inspeksi mingguan (weekly) untuk
kompresor dan dryer, dilakukan seminggu sekali, baik untuk
kompresor maupun dryer, dititik beratkan pada kemungkinan kebocoran
yang terjadi dan kelembaban dryer.
4. 4. 2. 2 Prosedur service
a. Filter udara (Air Filter)
1. Pembersihan filter udara,
-
kompresor tipe ZT, sesuai dengan SOP dengan kode yang telah
dicantumkan.
-
kompresor tipe ZR, lihat SOP dengan kode ........
2. Penggantian filter udara
- kompresor tipe ZT
lihat SOP dengan kode...
- kompresor tipe ZRLihat
SOP dengan kode ...
b. Oli dan filter oli,
kompresor tipe ZT dan ZR, lihat SOP dengan kode
...
c. Electronic Water Drain (EWD),
pembersihan dan penggantian, lihat SOP dengan
kode....
4. 5 Rangkuman
1. Istilah perawatan merupakan pekerjaan yang
mencakup dua aktifitas pekerjaan untuk mencegah kerusakan yaitu
perawatan dan perbaikan.
2. Perawatan prediktif dapat diketahui dengan
adanya terjadi perubahan atau kelainan kondisi fisik dari peralatan dan
penditeksian dengan bantuan panca indra atau dengan alat monitor yang
canggih.
3. Planned replacement, merupakan
perawatan dengan pergantian perlatan baru, industri yang sudah maju planned
replacement diperlukan untuk kelangsungan produksi.
4. Daftar rencana perawatan perlu dibuat guna
mengetahui banyaknya kejadian, daftar rencana perawatan disusun menurut
kebetuhuan apa yang dikerjakan.
5. Chart gantt merpakan suatu alat bantu peraga
yang dapat meberi informasi melalui prose komunikasi.
6. Sistim perawatan pompa dilakukan dengan
sistim proteksi atau dengan kurva performennya, sistim proteksi dapat dilakukan
terhadap overload, vibrasi, minimum flow, dll.
7. Metode pemeliharaan terhadap
kompressor dengan cara inspeksi, cleaning dan servis,
dilakukan pengecekan terhadap level oli dan lain sebagainya.
8. Inspeksi mingguan terhadap pompa dan
kompressor dan dryer harus dilakukan untuk memastikan kemungkinan terjadi
kebocoran dan lainnya.
a.
Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) : Pemeliharaan
pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup
pekerjaan preventif termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
b.
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance): Pemeliharaan korektif
adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai standar yang dapat di
terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan- peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan
atau modifikasi rancangan agar peralatan
menjadi lebih baik,
c.
Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance): Pemeliharaan ini dilakukan
ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan
diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani
proses produksi,
d.
Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance): Pemeliharaan prediktif
ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi
fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif
dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih,
e.
Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance):
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan
suku cadang, alat-alat
dan tenaga kerjanya,
f.
Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance): Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan
yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
g.
Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance): Pemeliharaan berhenti
adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti
beroperasi,
h.
Pemeliharaan rutin (routine maintenance): Pemeliharaan rutin adalah
pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus,
i. Design
out maintenance adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber
penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau lebih
sedikit membutuhkan maintenance.
Klasifikasi
Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan
Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara, yaitu (Anthony, 1992):
1)
Pemeliharaan terencana (planned maintenance):
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang
dilakukan secara terorginir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu
yang akan datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. (Anthony, 1992).
Menurut Anthony (1992), Pemeliharaan terencana
dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan
produksi berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan
untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi
tersebut dan mengembalikan
mesin ke kondisi semula atau
dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum
kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. (Setiawan, 2008).
Menurut Jay
dan Barry Render,(2001) dalam bukunya
“Operations Management”,
preventive maintenance adalah: “A plan that involves routine inspections,
servicing, and keeping facilities in good repair to prevent failure”
Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin,
pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak
terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Pekerjaan dasar pada perawatan
preventive adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan
dan analisis, latihan bagi tenaga pemeliharaan, serta penyimpanan suku cadang.
sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan
dapat terpenuhi pengunaannya. (Daryus ,2007).
Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya
“maintainability, maintenance, and reliability for engineers” ada 7 elemen dari
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:
1) Inspeksi:
memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai
dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk
standar yang pasti,
2) Kalibrasi:
mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau
parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
3)
Pengujian: pengujian secara
berkala (periodic) untuk
dapat menentukan pemakaian dan mendeteksi
kerusakan mesin dan listrik,
4)
Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel
tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal,
5) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian,
pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari
kegagalan yang baru,
6) Instalasi: mengganti secara berkala batas
pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan
tingkat toleransi yang ditentukan,
7) Alignment: membuat
perubahan salah satu
barang yang ditentukan
elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
b.
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective
maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau
pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan
dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa
diterima. (Anthony, 1992). Pemeliharaan ini meliput i reparasi minor, terutama
untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana.
Menurut
Jay dan Barry
Render, 2001 pemeliharaan
korektif (Corrective Maintenance)
adalah: “Remedial maintenance that
occurs when equipment
fails and must
be repaired on an emergency or priority basis”
Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan
yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena
merupakan sebuah prioritas utama.
Menurut Dhillon (2006), Biasanya, pemeliharaan
korektif (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan,
tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus ditambahkan, terintegrasi,
atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya.
Oleh
karena itu, Dalam
pelaksanaan pemeliharaan antara
terencana yang harus diperhatikan
adalah jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan
pemeliharaan, faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan
pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan yang efektif, dan
estimasi pekerjaan. (Asyari,
2007). Jadi, Pemeliharaan terencana
merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan
waktu nganggur mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
a.
Pengurangan pemeliharaan darurat,
b.
Pengurangan waktu nganggur,
c. Menaikkan
ketersediaan (availability) untuk produksi
d.
Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,
e.
Memperpanjang waktu antara overhaul
f.
Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
g.
Meningkatkan efisiensi mesin,
h. Memberikan
pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
i.
Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.
2)
Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan
darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera
dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya
produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja.
(Anthony, 1992).
Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode
tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja
rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka
diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN
Jadwal Operasi Pabrik
Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
• Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.
• Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi. Tabel 1. memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak beroperasi.
Perencanaan Perawatan
Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
• Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.
• Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi. Tabel 1. memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak beroperasi.
Perencanaan Perawatan
Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
Gambar 1. Sistem penggantian waktu kerja di industri.
d. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu
bentuk perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
• Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
Sasaran Perencanaan Perawatan
Sasaran perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.
• Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.
• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.
• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.
• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.
• Sistem Pengelolaan pekerjaan.
• Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan :
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk masing-masing tugas yang harus dilakukan pada tiap bagian.
• Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.
• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.
• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
• Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
Sasaran Perencanaan Perawatan
Sasaran perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.
• Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.
• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.
• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.
• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.
• Sistem Pengelolaan pekerjaan.
• Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan :
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk masing-masing tugas yang harus dilakukan pada tiap bagian.
• Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.
• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.
• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
Faktor-faktor Yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan
a. Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
c. Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut prioritas utama.
d. Metode yang digunakan.
“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai.
e. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f. Kebutuhan alat perkakas.
a. Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
c. Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut prioritas utama.
d. Metode yang digunakan.
“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai.
e. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f. Kebutuhan alat perkakas.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah
penyediaannya bila akan digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk
alat-alat khusus yang perlu ditentukan kebutuhannya.
g. Kebutuhan keahlian.
Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
h. Kebutuhan tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
Sistem Organisasi Untuk Perencanaan Yang Efektif
Perencanaan yang ditangani oleh staf perawatan adalah untuk mempersiapkan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan perawatan. Bagian perencana bertanggung jawab terhadap perencanaan:
a. Sistem order pekerjaan.
b. Perencanaan estimasi.
c. Penjadwalan.
d. Kontrol jaminan order
e. Laporan hasil kerja.
Pada bagan dibawah ini diperlihatkan salah satu contoh hubungan fungsi perencanaan yang diorganisasikan dalam struktur jenis perawatan.
g. Kebutuhan keahlian.
Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
h. Kebutuhan tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
Sistem Organisasi Untuk Perencanaan Yang Efektif
Perencanaan yang ditangani oleh staf perawatan adalah untuk mempersiapkan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan perawatan. Bagian perencana bertanggung jawab terhadap perencanaan:
a. Sistem order pekerjaan.
b. Perencanaan estimasi.
c. Penjadwalan.
d. Kontrol jaminan order
e. Laporan hasil kerja.
Pada bagan dibawah ini diperlihatkan salah satu contoh hubungan fungsi perencanaan yang diorganisasikan dalam struktur jenis perawatan.
Estimasi Pekerjaan
Perencanaan perawatan diadakan untuk membuat jadwal kerja dan kontrol yang dibutuhkan dalam menetapkan waktu yang diperlukan untuk melakukan kerja. Penilaian waktu kerja dilakukan oleh seorang estimator. Penilaian dengan kwalitas tinggi akan dihasilkan dari seorang estimator yang berpengalaman, berpengetahuan dan berkemampuan dalam bidang estimasi.
Kerugian-kerugian dari estimasi yang dibuat oleh pengawas adalah sebagai berikut:
a. Estimasi tidak tetap dan tidak teliti.
b. Estimasi sangat bervariasi ketelitiannya bila estimator berbeda-beda.
c. Metode pembandingnya sulit.
d. Latihan estimator tidak mudah.
e. Kebenarannya hampir tidak mungkin.
Perencanaan perawatan diadakan untuk membuat jadwal kerja dan kontrol yang dibutuhkan dalam menetapkan waktu yang diperlukan untuk melakukan kerja. Penilaian waktu kerja dilakukan oleh seorang estimator. Penilaian dengan kwalitas tinggi akan dihasilkan dari seorang estimator yang berpengalaman, berpengetahuan dan berkemampuan dalam bidang estimasi.
Kerugian-kerugian dari estimasi yang dibuat oleh pengawas adalah sebagai berikut:
a. Estimasi tidak tetap dan tidak teliti.
b. Estimasi sangat bervariasi ketelitiannya bila estimator berbeda-beda.
c. Metode pembandingnya sulit.
d. Latihan estimator tidak mudah.
e. Kebenarannya hampir tidak mungkin.
Suatu metode estimasi yang terarah, disebut sistem data historis, dengan
memakai nilai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman masa lalu. Namun metode
data historis juga mempunyai kelemahan yaitu:
a. Nilai waktu rata-rata yang direfleksikan dari harga lama tidak seteliti waktu sekarang.
b. Metode yang berganti-ganti sulit membandingkannya.
c. Pekerjaan yang baru sulit ditaksir.
d. Kekurangan masa lalu menjadi dasar pada sistem.
Standar waktu kerja bisa ditetapkan pada tiap fungsi perawatan dengan metode-metode yang ada seperti metode “studi mengenai gerak dsb.
Tabel 1. adalah contoh lembaran data standar pekerjaan pemeliharaan.
Keuntungan-keuntungan Dari Perawatan Yang Direncanakan
Perawatan yang direncanakan dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Kesiapan fasilitas industri lebih besar
1. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peralatan bisa berkurang karena adanya sistem perawatan yang baik dan teratur.
2. Pelaksanaan perawatan tidak banyak mengganggu kegiatan produksi, sehingga hilangnya waktu produksi menjadi minimum.
3. Perawatan yang lebih sederhana dan teratur dapat mengurangi kemacetan produksi daripada adanya perawatan khusus yang mahal.
4. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah terkontrol dan selalu tersedia bilaman diperlukan.
a. Nilai waktu rata-rata yang direfleksikan dari harga lama tidak seteliti waktu sekarang.
b. Metode yang berganti-ganti sulit membandingkannya.
c. Pekerjaan yang baru sulit ditaksir.
d. Kekurangan masa lalu menjadi dasar pada sistem.
Standar waktu kerja bisa ditetapkan pada tiap fungsi perawatan dengan metode-metode yang ada seperti metode “studi mengenai gerak dsb.
Tabel 1. adalah contoh lembaran data standar pekerjaan pemeliharaan.
Keuntungan-keuntungan Dari Perawatan Yang Direncanakan
Perawatan yang direncanakan dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Kesiapan fasilitas industri lebih besar
1. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peralatan bisa berkurang karena adanya sistem perawatan yang baik dan teratur.
2. Pelaksanaan perawatan tidak banyak mengganggu kegiatan produksi, sehingga hilangnya waktu produksi menjadi minimum.
3. Perawatan yang lebih sederhana dan teratur dapat mengurangi kemacetan produksi daripada adanya perawatan khusus yang mahal.
4. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah terkontrol dan selalu tersedia bilaman diperlukan.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat dan murah daripada
memperbaiki kerusakkan yang terjadi secara tiba-tiba.
c. Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga kesinambungan hasil industri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.
d. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif.
1. Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncanakan dapat merata dalam setahunnya, sehingga penumpukan tugas perawatan akan terkurangi.
2. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah diketahui kemajuannya dan dapat terkontrol secara efektif.
3. Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih baik dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab.
e. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani program perawatan.
c. Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga kesinambungan hasil industri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.
d. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif.
1. Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncanakan dapat merata dalam setahunnya, sehingga penumpukan tugas perawatan akan terkurangi.
2. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah diketahui kemajuannya dan dapat terkontrol secara efektif.
3. Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih baik dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab.
e. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani program perawatan.
Tabel 1. Contoh lembaran data standar pekerjaan perawatan
Macam-macam Pelumas Mesin
Seperti yang telah kita bahas pada kesempatan
sebelumnya, bahwa lubrikasi atau pelumasan adalah sebuah proses atau teknik
untuk mengurangi gesekan serta keausan atas salah satu atau kedua permukaan
yang saling bersentuhan dan bergerak relatif terhadap satu sama lain, dengan
memberikan zat pelumas di antara keduanya. Sedangkan bahan yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan antara kedua permukaan tersebut disebut dengan pelumas.
Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan
dengan cara proses pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu
ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif. Aditif
yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki kualitas
minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini berbeda-beda,
disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh
karena itu jenis-jenis minyak pelumas berbeda-beda dapat kita temukan di
pasaran.
Penambahan aditif ke dalam minyak pelumas bukan
perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan
juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif lainnya. Oleh karena itu, formulasi
penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan minyak pelumas kualitas
tinggi. Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan:
Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang
memberikan kemampuan mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari
bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin
yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis deterjen yang digunakan adalah
sulfonat, fosfonat, dan fenat.
Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang
berfungsi untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang
mesin. Aditif ini cocok digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang
sering berhenti dan berjalan.
Antioksidan
Karena lingkungan kerja, minyak pelumas sering
berhubungan (kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja
tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat
sebagai katalisator oksidasi. Karena hal di atas, minyak pelumas akan mengalami
sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan viskositas minyak pelumas.
Untuk itu, antioksidan diberikan untuk mengurangi
peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida,
selenida dan zink ditiofosfat.
Pelindung Korosi
Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam
yang mudah terkena korosi dalam mesin, terutama bantalan yang perlu tahan
terhadap kontaminasi asam dari minyak pelumas. Kontaminasi ini terjadi sebagai
hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes
melalui cincin piston.
Sistem Pelumasan Mesin Bensin

Pelumas memegang
peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service
yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada
pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan
bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di
sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder,
sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan
utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan,
keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar
adalah:
1. Menyerap dan
memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat
lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari
ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan
untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling
melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Prinsip kerja sistem
pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)
FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor
terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang
bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan
akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan
panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli
pelumas (oil film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas
berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang
terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk
melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan
udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
Daftar Pustaka:
1. Badger
L.Walter & Julius, T.Banchero,”Introduction To Chemical Engineering”,
International StudentEdition.
2. D.J. Cullen & T.M.Cook, “Industri Kimia Dan Operasinya”, 2nd Edition,
PT.Gramedia, Jakarta.
3. Indonesia, Besi & Baja, Distribusi dan Penggunaan Steam, Kehilangan,
Kebocoran, Steam Trap, Perbaikan 2004.
4. Keith. (2002) Organisational Behavior: Human Behavior At Work, 11th edition.