Hubungan antara manusia dengan
kebudayaan
·
manusia
Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan kedudukan sosial (social
status) artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan
dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak
serta kewajiban-kewajibannya. Namun untuk mempermudah dalam pengertiannya maka
dalam kedua istilah di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan
digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan(status), yaitu sebagai berikut :
o Ascribed Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat
tanpa memerhatikan perbedaan-perbedaaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini
diperoleh karena kelahiran
o Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka
bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuan-tujuannya.
Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu
Assigned Status yang merupakan kedudukan yang diberikan. Status ini sering
berhubungan erat dengan Achieved Status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau
golonganmemberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa
yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat
NILAI Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik,
sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai
petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk,
pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara
masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.
Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena
dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara apda masyarakat
tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan
mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki
fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan
seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah
laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi
manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi
seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika
menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan
nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat
solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu
anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi
sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya
mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
·
KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam
bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat .
Pengaruh budaya terhadap masyarakat
Sebagian besar kepribadian banyak di pengaruhi dalam masa
kanak-kanak hal itu ditentukan dengan bagaimana ia makan,
bermain,berbicara,disiplin dan bergaul dengan anak-anak lain. Setelah anak itu
dewasa, beberapa watak yang sama akan tampak menonjol pada banyak individu yang
menjadi dewasa itu. Pribadian akan mengacu pada ciri khas dan sifat seseorang,
termasuk dalam konsepnya mewakili pola-pola pemikiran, perasaan, dan segala
kebiasaan lainnya. Individu dan perilakunya tentunya akan di sesuaikan dengan
masyarakat, lingkungan dan kebudayaan itu sendiri.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Indonesia memiliki banyak keberagaman budaya, salah
satunya adalah kebudayaan yang berkembang dikalangan remaja. Kebudayaan remaja
Indonesia kental dengan perilakunya yang sopan, santun, ramah dan saling
menghargai, sehingga dapat pula saling menjalin tali persaudaraan. Hal seperti
itulah yang harus di jaga bahkan di lestarikan, karena itu juga merupakan salah
satu ciri dari kebudayaan yang berkembang di Indonesia. Tidak bisa dibayangkan
jika kebudayaan tersebut hilang dan tidak lagi berkembang di kalangan remaja.
Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana semua orang dapat
mengetahui berbagai kebudayaan asing melalui berbagai fasilitas yang sudah canggih, internet misalnya.
Apabila remaja bisa mendapatkan banyak informasi dengan sangat mudahnya tidak
menutup kemungkinan mereka akan menerapkan kebudayaan asing tersebut dikalangan
pergaulan mereka yang akan menyebarluas dikalangan remaja. Jika pengaruh
negatif yang mereka terapkan tentu para remaja akan kehilangan perilaku sopan,
santun, ramah dan saling menghargai.
Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga
mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua
kebudayaan di manapun juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu
dengan lainnya. Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
-Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku
manusia.
-Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya
suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
-Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam
tingkah-lakunya.
-Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan
yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Sejak dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan
membuat pelukisan tentang sistem organisme dari suatu spesies mulai dari
prilaku mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh,
beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain. Berbeda dengan organism
hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai pada hal yang
terkecil. Namun hal itu tidak dapat menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama
bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi. Hal tersebut tidak dapat
diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo sapiens bukan saja
ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun dipengaruhi juga oleh akal
dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku tersebut. Melihat hal
tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan manusia. Dengan pola
tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh nalurinya,
dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu disebut “ Kepribadian “.
Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak yang
konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas berbeda
dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum bisa di
definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan
dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai arti yang lebih
kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli psikologi.
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan
tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan
yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi
sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri,
budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi
masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari
unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu
kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat
dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat
di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan
lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4
unsur pokok kebudayaan, yaitu:
-alat-alat teknologi,
-sistem ekonomi,
-keluarga, dan
-kekuasaan polotik.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur
kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
-Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi,
dan sebagainya).
-Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan
sebagainya).
-Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi
politik, system hokum, system perkawinan).
-Bahasa (lisan maupun tertulis).
-Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan
sebagainya).
-Sistem pengetahuan dan pendidikan.
-Religi (system kepercayaan).
Contoh hubungan antara
manusia kebudayaan ditinjau dari faktor
kedaerahaan
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan
tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan
yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi
sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri,
budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi
masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari
unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu
kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat
dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat
di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan
lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4
unsur pokok kebudayaan, yaitu:
-alat-alat teknologi,
-sistem ekonomi,
-keluarga, dan
-kekuasaan polotik.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur
kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
-Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi,
dan sebagainya).
-Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya).
-Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi
politik, system hokum, system perkawinan).
-Bahasa (lisan maupun tertulis).
-Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan
sebagainya).
-Sistem pengetahuan dan pendidikan.
-Religi (system kepercayaan).
Kehidupan
antara didesa & kota
Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat
kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya,. Tekanan pengertian “kota”
terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat
Perkotaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan,
yaitu :
a) Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
b) Pembagian kerja diantara
warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas yang nyata.
c) Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dariapada
warga desa.
d) Jalan pikiran rasional yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang
terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
e) Jalan kehidupan yang cepat
dikota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang
teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang
individu.
f) Perubahan-perubahan
sosial tampak denagn nyata dikota-kota, karena kota-kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Definisi dan pembahasan modernisasi
Berikut beberapa pendapat tentang modernisasi :
v Astrid S. Susanto, modernisasi adalah proses menggunakan
kesempatan yang diberikan oleh perubahan demikemajuan. Dalam negara yang
menganut sistem demokrasi, manusia yang menjadi pkok tujuan.
v Alex Inkeles, mengemukakan bahwa ada sikap-sikap tertentu
yang menandaimanusia dalam setiap masyarakat modern. Dan di antara sikap-sikap
ini, ada kecenderungan menerima gagasan-gagasan baru serta mencoba
metode-metode baru .
v Louis Irving Horowitz, Modernisasi yang non ideologis pada
dasarnya merupakan suatu istilah teknologi, bukan suatu istilah penilaian. Ia
menyangkut penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin, modernisasi
berkaitan dengan komunikasi informasi dalam tempo cepat, memindah orang
an barang dengan cepat, otomasi jasa-jasa, dan sebagainya.
v Soerjono Soekanto, Modernisasi adalah suatu bentuk dari
perubahan sosial, yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah yang
didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakansosial planning.
Dalam bahasa sosiologi, westernisasi merupakan proses
peniruan oleh masyarakat atau negara tentang kebudayaan dari negara-negara
Barat yang dianggap lebih baik dari kebudayaan negara sendiri.
Masyarakat Pedesaan
a. Pengertian desa
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma
mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri[5]
Sedang menurut Paul H. Landis : Desa adalah pendudunya
kurang dari 2.500 jiwa.
b. Ciri-ciri Masyarakat desa
Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah :
a) Masyarakat pedesaan
diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan hubungan mereka dengan masyarakat lainnya di luar
batas-batas wilayahnya.
b) Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar sistem kekeluargaan.
c) Sebagian besar warga
masyarakat pedesaan hidup dari pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan
agraris hanya bersifat pedesaan bersifat waktu luang.
Kelas sosial
Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang
tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki
sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang
bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Tindakan sosial
sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan
merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam
sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
Khayalan sosiologis
sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada
dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu
memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara
keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan
(troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman
terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan
kehidupan pribadi individu.
Faktor
Agama
- Unsur Kekuatan Gaib : Manusia
merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta
tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan
kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan mematuhi
perintah dan larangan kekuatan gaib itu sendiri.
- Keyakinan Manusia : bahwa kesejahteraannya di dunia ini
dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan
gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan
kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.
- Respons yang bersifat Emosionil dari manusia : Respons itu
bisa mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama – agama
primitif, atau perasaan cinta, seperti yang terdapat dalam agama – agama
monoteisme. Selanjutnya respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat
dalam agama primitif, atau pemujaan yang terdapat dalam agama – agama
monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu
bagi masyarakat yang besangkutan.
- Paham adanya yang kudus (saered) dan suci : dalam bentuk
kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran – ajaran agama
bersangkutan dan dalam bentuk tempat – tempat tertentu.
Profesi
Profesi : nilai-nilai moral yang berlaku secara umum
(universal), sehingga dengan sifat universal maka etika bisa melahirkan nilai
yang lebih spesifik seperti etika profesi.
Spesifikasi profesi : terletak pada pemberlakuan secara
khusus pada bidang profesi tertentu.
Perbedaan Profesi dengan Okupasi (pekerjaan)
Profesi :
· Ada aspek moral
· Ada aspek pelayanan umum
Berbeda halnya dengan okupasi atau pekerjaan yang tidak
memiliki 2 aspek tersebut.
-Kode etik profesi merupakan kristalisasi atau bentuk
konkritisasi dari nilai-nilai etika profesi yang dirumuskan secara tertulis.
-Yang mewujudkan kode etik prosesi adalah organisasi
(masyarakat profesi itu sendiri).